Tipografi
adalah hal yang penting bagi desainer grafis untuk dipelajari. Tidak
mempelajari tipografi dapat dengan mudah membuat sebuah desain menjadi kacau
dan tak beraturan. Juga tak menutup kemungkinan membuat konflik-konflik yang
cukup mengganggu dalam sebuah desain. Konflik yang disebabkan oleh teks dapat
menghalangi penyampaian pesan yang berarti juga kegagalan dalam desain grafis.
Ada beberapa
faktor yang membuat teks menimbulkan konflik dalam desain, diantaranya adalah :
1.
Menggunakan Font yang Terlalu
Banyak
Kebanyakan
desainer pemula mengira bahwa menggunakan banyak font dapat membuat desain
tampil tidak monoton dan membosankan. Hal itu salah! Menggunakan font yang
terlalu banyak dapat membuat desain kacau dan membuat pembaca bingung.
Cukup gunakan
tidak lebih dari 3 font saja dalam desain. Untuk desain dengan format yang
lebih sederhana seperti logo, 2 font mungkin sudah terlalu banyak. Meminimalkan
penggunaan yang berbeda dalam satu desain akan membuat desain tampil harmonis,
jelas, dan tentu akan lebih mudah bagi pembaca menangkap isi pesan yang tampil
dalam desain.
2.
Menggunakan Font yang Terlalu
Mirip
Ok, mungkin
kamu sudah praktekkan poin satu diatas dengan tidak menggunakan font yang
terlalu banyak. Sekarang kamu menggunakan hanya dua font, yaitu Times New Roman
dan Georgia. Tetap saja salah! lho? salah lagi!?
Yap! Times New Roman dan Georgia adalah font
jenis serif (berkaki) yang cukup mirip dan sulit untuk dibedakan. Penggunaan
font yang mirip seperti ini terkesan seperti terdapat error dalam desain. Ini
juga salah satu konflik yang dapat membuat desain terlihat tidak profesional.
3.
Tidak cukup kontras
Konflik lain
yang timbul bisa diakibatkan oleh tidak cukup kontras yang diberikan pada teks.
Hal ini tentu fatal karena pembaca tidak dapat membaca pesan yang kamu
sampaikan melalui teks. Dalam hal ini, mempelajari teori warna mungkin hal yang
bagus untuk meningkatkan kemampuan sehingga terbiasa bermain dengan kontras
pada warna.
4.
Flat
Konflik pada
teks juga bisa timbul ketika teks pada desain tampil flat alias rata. Tidak ada
identifikasi terhadap judul, sub judul, sub keterangan, dll. Mungkin kamu
pernah meliat desain semacam ini di banner-banner iklan lalu bertanya dalah
hati : "ini banner tentang apa ya?"
Sebagai solusi,
kita bisa memainkan skala, kontras, jarak, dan jenis font untuk membedakan
secara jelas. Desain yang baik adalah desain yang membuat pembaca dengan mudah
mengenali yang mana poin paling penting dan yang mana yang kurang penting
hingga pembaca pun dituntun karenanya.
Dan hal
terpenting selain point of interest
adalah penggunaan warna baik objek, font, ataupun background juga mempengaruhi kenyamanan
pembaca dalam memahami apa yang akan disampaikan oleh desainer itu sendiri. Dan
satu lagi yang harus diperhatikan oleh desainer grafis yakni penggunaan ruang
kosong atau space pada bidang desain
yang mana bila terlalu banyak objek atau font yang digunakan dalam satu buah
bidang desain maka akan membuat penikmat atau pembaca menjadi kurang bisa fokus
dan berakibat miss communicaton atau kesalah pahaman. Untuk itu maka diperlukan
perancangan konsep awal terlebih dahulu sebelum mengeksekusi ide yang akan
dituangkan.
Maka apabila
ke-empat poin diatas bisa anda kuasai apalagi sampai ke akar-akarnya maka
dijamin anda akan menjadi desainer grafis profesional.